Suku Serawai Di Bengkulu

Suku serawai di Bengkulu sebagian besar berdiam di kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kota Bengkulu. Pada zaman dulu daerah mereka mencakup marga Semidang alas, Pasar Manna, Ilir Talo, Ulu Talo, Ulu Manna dan Ilir Manna.

Tanah kediman suku serawai cukup subur sehingga mata pencariannya bercocok tanam di sawah dan di lading. Selain padi mereka banyak membuka kebun kopi, sawit dan karet. Perairan sungai dan lautnnya banyak menyediakan ikan dan hasil hutannya. Kayu, rotan, dammar dan lain – lain cukup menguntungkan kehidupan mereka.

Bahasa serawi sebenarny termasuk rumpun bahasa melayu juga. Namun dekat dengan bahasa Pasemah. Dialeknya ada dua, yaitu dialek Manna dan dialek Serawai. Pada zaman suku Serawai pernah mengembangkan suatu aksara yang disebut tulisan ulu atau tulisan rencong.

Bentuk kekerabatan orang serawai adalah keluarga luas (klen) bilateral, teriri dari satu keluarga batih yunior keturunan mereka. Adapt menetap sesudah kawin disebut kulo, yaitu perjanjian sebelum kawin untuk menentukan tempat tinggal. Sifat bilateral hanya kentara dalam soal mengatur perkawinan, tetapi garis keturunannya cenderung patrilineal.

Keluarga terbentuk karena adanya hubungan genealogis dari seorang kakek (puyang) yang sama. Bentuk kekerabatan ini juga disebut jughai tuo atau sepuyang. Beberapa jughai bisa bergabung karena punya asal – usul dari puyang yang sam, gabungan ini biasa disebut jungku atau kepuyangan. Setiap jughai dipimpin oleh seorang jughai tuo. Setiap jungku dipimpin oleh seorang jungku tuo yang dipilih an diangkat oleh para jughai tuo. Sebuah kampung biasanya didiami oleh bebrapa jungku, pemimpinnya biasa disebut jugangau dusun, kekuasaannya dulu meliputi masalah adapt dan relegi.

Dusun – dusun suku serawai dikelompokkan kedalam beberapa marga. Kepala marga disebut pasirah dan diberi gelah khalifah. Untuk mengatur dusun – dusun yang ada alam kekuasaannya, maka pasirah dibantu oleh beberapa depati. Satu diantaranya diangkat sebagai mangku atau depati utama.

Stratifikasi social orang serawai zaman lampau cukup tajam. Mereka mengenal adanya golongan tinggi yang terdiri dari pasirah, mangku, depati, penghulu dan anak – anak mereka. Golongan kedua adalah kaum ulama, cerdik pandai dan pedagang besar. Kemudian baru disebut golongan rakyat biasa.

Pada masa sekarang orang Serawai telah memeluk agama Islam. Namun sisa keyakinan aninisme masih ada, ini terlihat dari beberapa macam upacara anismisme yang masih dilaksanakan.

Alat musik tradisional orang serawai adalah kelintang. Reban, rebab atau redab, suling, gendang dan sebagainya. Alat alat ini dimainkan untuk mengiringi tari – tarian seperti tari : Lelawan, Tari Piring, Kebayakkan, Dang Kumbang, Ari Mabuk, Lagu Duo, Tari Pedang dan sebagainya. Selain itu mereka juga mengenal seni bertutur yang disebut berejung, yaitu acara berbalas pantun antara orang muda.

Download

About ilojack

Selalu ingin tau apa yang belum aku ketahui..
This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

Leave a comment